Saya
tak pernah memungkiri bahwa kamu ada, dan pernah hadir. Meskipun saya mulai
bingung, perasaan apa itu dulu? Mungkin masing-masing dari kita juga mulai
mengerti, bahwa apa-apa yang dulu kita lewati tidak semudah apa yang telah kita
ucapkan. Tapi sadarilah… bahwa perasaan itu benar adanya. Meski tak suci, namun
tanpa dusta.
Siapa
yang tau tentang perasaan, terkadang ia menua jauh lebih cepat dari umur yang
kita miliki. Terkadang, ia awet muda sampai liang kubur datang menanti. Semua
hal nyata yang pasti tersisa adalah kenangan. Beberapa orang menganggapnya lucu
ketika mengingat-ingat kembali, beberapa lainnya mencoba memahami… apakah itu
dulu, nyata?
Semua
itu adalah nyata, apa yang pernah kamu (dan saya) rasakan adalah nyata.
Ingatlah itu walau kini kita tak mampu bahkan untuk sekedar menyadarinya.
Bahkan, jika kita berpaling dan memandang semua ini dari sudut yang miring, ini
tetap terjadi. Sekeras apapun kita menghapusnya, perasaan itu pernah terjadi.
Sampai kapanpun… itu telah terjadi, dan seterusnya akan begitu.
Saya
menghargai kamu, dan saya mengerti bahwa saya tidak cukup mengerti apa yang
sebenarnya sedang kamu lakukan. Saya tau kita yang dulu tak mungkin kembali,
tapi bisakah kamu sesekali hadir? Saya tidak merengek, saya juga menghargai diri
saya sendiri. Saya tidak memohon. Hanya meminta, secara terbuka… dan saya belum
bisa memastikan apakah ini tulus. Maka saya juga tidak memaksa.
Satu…
dua… tiga… ya, dan pada akhirnya saya akan mengingat lagi angka 13 ini. Tahun
ini, yang kembali menghiasi imajinasi… yang dulu milik kita. Saya sadar
sepenuhnya apapun yang saya tulis mungkin tak akan berpengaruh, ketahuilah saya
tak mengharapkan apa-apa. Hanya ingin mengingatkan, “even if this date is
meaningless to everyone, I don’t forget.”
0 comments:
Post a Comment
at least, tell me your name to respond your coments, thanks.