*ini cerita nyata yang amat
dramatis. Silakan hayatin tapi pliss jangan nangis. Karna kamu jelek kalo
senyum dan ketawa. Apa lagi nangis. Maaf kalo bumbu boongnya kebanyakan karna
yang nulis humoris, apapun yang penting baca artikel ini gratis.
2 hari lagi taun baru 2012, hari
ini masih belum ada tempat dan rencana. Hari menunjukkan hampir pukul empat
sore jadi saya beserta rombongan memutuskan untuk jalan-jalan ke mall sambil
mikir besok mau kerumah siapa, ngapain. Sebelum berangkat ke mall mau mandi dan
kesialan pertama pun yerjadi. Nggak ada air. Ohhh ibu kos temen saya pelit
seperempat idup nih. Emang PDAM di Palembang mahal ya? Mahal mana sama bayaran
kosan ini?
Tersepak saya dan beberapa temen
lain pergi ke mall dengan menahan sedikit rasa gatal dan banyak beban,
M-A-L-U. Walau ada salah seorang dari
kami yang tidak ikut dan memilih berkunjung ke rumah temen yang cukup jauh.
Males banget mau kesana jadi jalan-jalan di PS aja. Di PS sempet milih baju
tapi. Tapi, tapi tapi kesialan kedua pun muncul. Dompet saya ketinggalan di
kost temen yang tadi.
Atas dasar kebersamaan kami ber
empat pun sama-sama kembali ke kost tersebut yang terletak di plaju. Cukup jauh
dari PS. Pukul sudah menunjukkan setengah sembilan perutpun lapar. Karna duit
dikantong Cuma lima ribuan terpaksa Cuma makan pempek panggang. Bersama
temen-temen lain yang juga bokek.
Sesampainya di kost tersebut,
kesialan ke sekian pun muncul. Ternyata oh ternyata tanpa disadari tak
seorangpun diantara kami berempat yang memegang kunci. Yang sekarang sedang
tergolek santai di tas teman kami yang ada di KM 11. Lesu mulai muncul dan
semua anggota yang ketimpa sial mulai mengorek hidung mereka. Ngupil.
Dengan segenap kekuatan hati kami
berjalan menuju jalan besar, ayo susul ke KM 11. Belum habis tampang buras
ditunjukkan kesialan muncul lagi. Tak ada bis! Tinggal angkot yang paling
banter mau nganter sampe KM 5. Raga ini mulai tersiksa, ingin rasanya saya
ngeteh sambil buang air kecil saat ini. Yang lain mulai nunjukin mata kayak
squidward.
Jreng-jreng-jreng musik
kemenangan hampir terdengar saat kami berhasil brjalan kaki malam sepanjang 6
KM mencapai komplek perumahan yang dituju. Kulit lengket dan harapan yang
hampir pupuspun segar kembali kala melihat pagar rumah teman kami itu. Segenap
tenaga yang tersisa saya gunakan untuk membuka kunci pagar dan
Astagfirullahaladzim, kesialan lagi dan lagi MUNCUL.
Pagar dikunci gembok segede
kepala. Beberapa kali memanggil namun tak ada jawaban. Ingin rasanya saya
nelpon tapi tak ada pulsa. Semua batery HP temen drop. Pas saya mau masang
kartu mereka, HP saya ikutan drop. S-I-A-L. Oh yoga dimana kau? Kami diluar
sini menanti kenhangatan rumahmu.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Stressfull...
Sampai tengah malam kami
menunggu, belum ada tanda kemunculan si Yoga. Yaudah kami putusin jalan ke
palimo lagi, kerumah temen yang disana. Dari pada bengong didepan rumah orang
tengah malem gini, kalo nggak kesurupan dikirain maling. Tapi entah ada apa
lagi belum selangkah berjalan hujan turun deras sekali. Pengen rasanya saya
garuk bokong buat nahan nangis.
Habis gelap tetaplah gelap,
namanya aja malem. Walau gelap akhirnya Yoga datang dan kami bisa masuk kedalam
rumahnya yang hangat. Tapi... apa lagi? Kami kan nggak bawa baju ganti, baju
yang ini basah. #tidurpakeunderwarebersamateman-teman.
Udah ni kaki mau lepas dengan
perut pusing dan kepala laper. Kami tidur dengan pulass.... selamat tinggal
hari ini!!!
0 comments:
Post a Comment
at least, tell me your name to respond your coments, thanks.