semerbak aroma bangkai belatung

Kalian pernah liat belatung? Jijik nggak? Liatny aja jijik, apa lagi kalau…

            Jadi kira-kira awal bulan februari lalu, saya dan Taufik teman sekamar saya adalah 2 orang pertama dari total 5 orang yang kembali ke dalam rumah kost ini. 2 minggu sebelumnya, sebelum kami meninggalkan rumah kost ini, entah kenapa kami lupa membersihkan isi rice cooker yang kami miliki dari sisa nasi yang ternyata lumayan banyak. Alhasil, saat kami kembali dan membukanya… belatung menggeliat kesana kemari.

            Dengan sangat berbesar hati atau terpaksa, kami membersihkan isi rice cooker itu, dengan sangat-sangat bersih tentunya. Masalahnya… bagian dalam rice cooker selain wadah nasi itu kan tidak bisa di cuci, jadi ya Cuma kami lap pake tisyu basah. Tapi tetep… bersih kok.

            Sekitar 2 minggu yang lalu, saya dan teman-teman memutuskan untuk memulai masak nasi lagi. Masih… menggunakan rice cooker yang kemarin. Kami memang sengaja menggunakan nya agak lama agar aroma-aroma tidak enak dari bekas-bekas belatung itu benar-benar hilang. Well… ternyata ada yang tidak kami sadari.

            Mungkin sekitar 4 hari lalu saat saya pulang dari kuliah, sebenarnya sudah sejak lama saya sadari… tapi baru kali ini saya coba buktikan, bau nasi yang kami makan… kok kurang sedap gimanaaa gitu. Mumpung sedang sendiri, saya ambil obeng dan mulai mengotak-atik mesin tanak nasi ini, saya buka setiap baut yang ada dan…..

            Damn, betapa kaget saya saat melihat dibagian dalam tutup… yaitu bagian yang tidak bisa dilihat kecuali dibongkar lebh lanjut. Masih banyak bangkai belatung yang menempel dilangit-langitnya. Kering.. tapi tetap saja bangkai belatung. Otak saya mulai membayangkan hal-hal yang teradi beberapa hari terakhir. Kami memasak nasi, airnya menguap, merasuk mengenai bngkai belatung, kemudian uap berubah menjadi air kembali, lalu menetes kedalam beras lagi, beras menjadi nasi. KAMI MEMAKANNYA.  Good job!

            Kalian pikir saya akan langsung membersihkannya? Oh tunggu dulu… saya mungkin terkejut, tapi saya tidak akan membuat teman-teman saya mengetahui hal ini. Saya tidak ingin mereka muntah, atau trauma, atau bahkan terkena serangan jantung. Baik bukan? Hehehehe tapi, ada imbalannya… mari kita sedikit bersenang-senang.

            Saya tutup kembali rice cooker itu tanpa membersihkannya. Dengan baiknya saya memasak nasi lagi secukupnya untuk makan malam mereka, saya? Oh tidak terimakasih.. saya akan makan besok, sesudah mereka menghabiskan nasi yang ini. Nasinya habis? Tentu saja, semuanya makan? Ya iyalah. Tidak satupun dari mereka malam itu, yang bertanya siapa yang memasak nasi ini, atau kenapa saya tidak makan nasinya. Sedikit teracuhkan, tapi baguslah. Hahahahahahaha *muka pembunuh*

            Besoknya, saya menunggu saat-saat sendiri lagi untuk membersihkan rice cooker itu, dengan sangat-sangat-sangat bersih. Kemudian saya mengulangi lagi masak nasi seperti biasanya. Yah begitulah… memang sedikit menyenangkan melihat muka-muka innocent mereka menyantap nasi dengan lahapnya. Sampai saat ini, Taufik, Wawan, Irwin, dan Harianto belum mengetahui mereka pernah mengalami hal ini. Saya harap seterusnya begitu. hahahahaha