Lihat
cerita para blogger ini, ada yang mencari uang… ada yang mencari tempat
pelarian.. ada yang emang passion ke arah nulis. Cerita, dan mimpi yang kita
baca, dengar, lihat dan alami memenuhi ekspektasi setinggi jagat hingga
akhirnya kita lupa pada kenyataannya sekarang. Kita terbangun pada cerita yang
berbeda.
Saya?
Iya saya menjadi salah satu korban yang memenuhi mimpi dengan segudang
ekspektasi yang sebenarnya sudah saya ketahui sendiri adalah hal yang “mungkin”
tidak mungkin. Jadi penulis itu harus rajin dan berpengetahuan tinggi. Saya tidak,
tapi saya mau belajar. Jadi penulis itu harus mau giat dan nggak mudah bosan
buat terus menulis, sejak taun 2011 saya sepertinya sudah cukup giat. Jadi penulis
itu nggak bisa kaya, dan beresiko tinggi saat kamu gagal… jadi kalo ekonomi
keluargamu dibawah (bukan menengah kebawah), mending nggak usah ambil resiko. Oke,
fine…
Padahal
inspirasi bisa dateng dari mana aja. Contoh saya yang pernah nembak cewek dan
nunggu selama 2 bulan akhirnya pacaran selama satu minggu. Itupun diputusin
dengan cara yang absurd. Nggak bales sms. Keliatan banget setting-an. Dengan cerita
ini saya bisa memecah dan menjadikannya alur cerita sebanyak beberapa paragraph…
paragraph pertama akan menjelaskan bagaimana saya, paragraph kedua bagaimana
dia, paragraph ke tiga bagaimana pandangan saya padanya, selanjutnya kisah yang
terjadi hingga kami putus.
Atau
cerita saat saya masih SMP dulu, perawakan saya yang cebol membuat saya malu
untuk mengutarakan perasaan pada perempuan, (cebolnya masih sampe sekarang). Kami
selalu bersaing dalam hal pelajaran, dia selalu ada didepan saya. Seperti halnya
hati saya yang selalu mencoba mendapatkannya dari belakang, namun ia terus
melaju kencang. 3 taun pengalaman suka duka di SMP dan ketemu dengan dia hampir
setiap hari, cerita ini juga menimbulkan intrik saat dia akhirnya jadian dengan
salah satu teman terdekat saya. Cerita begini, bisa jadi satu bab. But for what…
Saya
orangnya nggak muluk-muluk, kamu baca apa yang saya tulis aja saya sudah merasa
senang. Apalagi jika tulisan ini memberi tambahan masukan atau sedikit
pencerahan buat kamu. Bukankah itu tujuan utama tulisan ini diciptakan. Untuk menyampaikan
pencerahan. Komunikasi.
Sorry
kalau sedikit ngeluh atau spoiler hal-hal yang nggak jelas. Tapi kehidupan para
blogger yang punya sisi lain ya begini. Untung kalo saya bisa jadi kaya
shitlicious, walau sulit. Kalo raditya dika sih kayanya udah nggak kesampaian. Dia
SMA jaman dulu aja udah bawa mobil walau nggak keren. La saya SDnya aja jualan Koran.
Kita
emang punya batasan dan saya sadari itu. saya sadar saya ingin jadi penulis dan
saya masih menyimpat mimpi itu. ekspektasi itu ada sampai saat ini walau kecil
harapan kenyataan akan berkata sama. Saya menyadari resikonya, makanya saya dan
kamu-kamu-kamu harus terus maju seiringan dengan mimpi kita. Bekerja keras agar
tidak terlalu sakit jika suatu saat bangun dengan kenyataan yang berbeda. Teruslah
genggam inginmu itu. fuck what happen, just keep moving keep running. You never
know-
Karena
apapun yang terjadi, kita tetap bisa terus menulis. Disini.
Aku juga mau jadi penulis kok :)
ReplyDeleteYang bisa kita lakukan ya cuma terus mencoba dan belajar menulis hehe
kalau berkenan, mampir balik ke blog aku ya
anisaoktariani.blogspot.com
:) thats right.. thanks for reading..
Deleteoke (y)