Jika setiap saat aku bisa melihatmu, aku akan melakukannya. Tapi
bukannya tak mau, aku tak mampu. Berdiri di hadapanmu mamandang semua cinta
untuknya di matamu. Dia yang selalu ada dan meringankan semua bebanmu, yang aku
tau dan mengerti, bahwa dia tak peduli. Tapi tetap saja, dia meringankan
bebanmu, bukan karena dia mau, tapi dia mampu.
Suatu hari aku bertanya… pada angin yang bertiup syahdu di
tengah malam, dan hembusan asap rokok yang menjagaku dari kegilaan. Apakah benar
rasa itu ada? Senang, benci, rindu.. ataukah hanya ilusi semata, yang tercipta
karena memori yang telah kita lalui. Jika memang suatu saat kita lupa, dan
memori itu hilang, apakah rasa itu juga menguap bersamanya.
Threre are so many things you can’t unseen, as for so many
things you can’t unfeel. Jika kau menyayangi ibumu sepuluh tahun yang lalu. Kemudian
dia mengabaikanmu bersama orang lain dan kau bertemu lagi dengannya saat ini,
masihkah kau menyayanginya? Jika kau tak pernah bertemu ibu kandungmu sejak
lahir, kemudian kau bertemu dengannya di usia 23 tahun, akankah kau
menyayanginya?
Sulit beranjak memang, mengambil peluang untuk keputusan tak
terduga. Sedikit berdalih, atau sudah menyerah pada nasib saja. Bawa aku
kemanapun uangnya pergi. Toh kau hanya mondar mandir dan aku mengawasi disini. Menahan
semua sendiri. Dengan sebatang rokok, korek api, dan malam-malam sepi.
Hard it is.. like hell. But I gotta make a choice. Double or
nothing.
0 comments:
Post a Comment
at least, tell me your name to respond your coments, thanks.