Thursday, May 28, 2009
konsep mengerti
apa yang tertera dihatimu.
apa yang kau tau tentang dunia.
tersesat lalu mengarang semuanya.
konsep kepengertian berkala itu bukan suatu yang nyata.
pahamilah apa yang sesungguhnya ada.
saat kau benar-benar sadar.
kau akan membantah semua!
semua!
itu baru mengerti...
kau tau?
karna tak semua sama...
apa yang kau tau tentang dunia.
tersesat lalu mengarang semuanya.
konsep kepengertian berkala itu bukan suatu yang nyata.
pahamilah apa yang sesungguhnya ada.
saat kau benar-benar sadar.
kau akan membantah semua!
semua!
itu baru mengerti...
kau tau?
karna tak semua sama...
Puisi bulshit
what the hell
aku ingin naik tebing...
aku ingin sebrangi lautan..
bukan ingin terbang!
bukan ingin menyelam!
aku ingin akhiri hidup..
meraba bau anyir darah kematian
menjilat fosil-fosil kehidupan
yang habis tertimbun kebohongan!
nyawa terembuk...
what the hell?
Demi kosong...
berdiri saling membahu
tersedat dalam sendu
menangis ratapi layu
selalu denganmu...
mengubah jalan yang panjang
menjadi lebih singkat
berkata simpel ...
mendekati sempurna,
terwujud...
semua terwujud dengan suka
dunia nyata ada di pelupuk mata
pernahkah terfikir dalam angan
untuk siapa lagi
aku telah mengenyahkanmu
demi kosong...
Diktator!
dinding tebal terbentang
besar pula...
ku dirantai pada loker-loker
pengurung rasa...
nomor sandinya berjuta...
kau putar sampai hanguspun,
takkan mampu...
belum lagi api raksasa yang mengitari
bagai sel padat tak beratap
ratap-ratap penuh harap,
tercium bagai buntang!
bau-bau itu
bau dusta!
itu kataku...
itu pula kata mereka
entah siapa yang sakit.
atau kubunuh saja mereka semua?
Tinta habis
jalan yang panjang
rentang waktu tak berujung
tulang sendi berkarat
tinta pena telah habis...
haus? tidak!
lapar? apalagi.
aku hanya tua bangka
yang tersiksa dalam dosa
hidup pada bola yang kuat
bertahan dengan iman yang sekarat
lembutpun akan terasa sekeras baja!
hilang ditelan angan
tanpa mampu mencoret setitik dosa
yang tersisa...
akankah berakhir?
Ia M. K. Majemuk
pemilihan urutan gabungan
dan kemudian menghapus papan...
lalu berkata lagi,
atau menulis lsgi
berkata agung, irwin, serta kambing
serunya itu majemuk
tapi bagiku itu setara
kami memeng tak setangkat atau campuran
sambil berdiri
terus mengubah mimik wajahnya
Rasa pahlawan
tiada waktu kutunggu
tiada hari kudamba
rantai waktu mengunci jantung
pedang hari mengancam jiwa
oh lalang...
oh udang...
buat hati melayang
terbang tinggi menembus awan...
nyawaku hilang,,,
namun semangat tetap benderang
hingga akhir peroleh kemenangan...
untukmu yang bebas kini,
untukmu yang tlah menari diatas hari...
aku ingin naik tebing...
aku ingin sebrangi lautan..
bukan ingin terbang!
bukan ingin menyelam!
aku ingin akhiri hidup..
meraba bau anyir darah kematian
menjilat fosil-fosil kehidupan
yang habis tertimbun kebohongan!
nyawa terembuk...
what the hell?
Demi kosong...
berdiri saling membahu
tersedat dalam sendu
menangis ratapi layu
selalu denganmu...
mengubah jalan yang panjang
menjadi lebih singkat
berkata simpel ...
mendekati sempurna,
terwujud...
semua terwujud dengan suka
dunia nyata ada di pelupuk mata
pernahkah terfikir dalam angan
untuk siapa lagi
aku telah mengenyahkanmu
demi kosong...
Diktator!
dinding tebal terbentang
besar pula...
ku dirantai pada loker-loker
pengurung rasa...
nomor sandinya berjuta...
kau putar sampai hanguspun,
takkan mampu...
belum lagi api raksasa yang mengitari
bagai sel padat tak beratap
ratap-ratap penuh harap,
tercium bagai buntang!
bau-bau itu
bau dusta!
itu kataku...
itu pula kata mereka
entah siapa yang sakit.
atau kubunuh saja mereka semua?
Tinta habis
jalan yang panjang
rentang waktu tak berujung
tulang sendi berkarat
tinta pena telah habis...
haus? tidak!
lapar? apalagi.
aku hanya tua bangka
yang tersiksa dalam dosa
hidup pada bola yang kuat
bertahan dengan iman yang sekarat
lembutpun akan terasa sekeras baja!
hilang ditelan angan
tanpa mampu mencoret setitik dosa
yang tersisa...
akankah berakhir?
Ia M. K. Majemuk
pemilihan urutan gabungan
dan kemudian menghapus papan...
lalu berkata lagi,
atau menulis lsgi
berkata agung, irwin, serta kambing
serunya itu majemuk
tapi bagiku itu setara
kami memeng tak setangkat atau campuran
sambil berdiri
terus mengubah mimik wajahnya
Rasa pahlawan
tiada waktu kutunggu
tiada hari kudamba
rantai waktu mengunci jantung
pedang hari mengancam jiwa
oh lalang...
oh udang...
buat hati melayang
terbang tinggi menembus awan...
nyawaku hilang,,,
namun semangat tetap benderang
hingga akhir peroleh kemenangan...
untukmu yang bebas kini,
untukmu yang tlah menari diatas hari...